Kalopsia
pict by pinterest Pria itu lalu melangkah tanpa keraguan. Setiap langkahnya melambangkan betapa tegas pendiriannya. Setiap langkahnya menggambarkan betapa bijak pemikirannya. Dan setiap langkahnya menorehkan betapa ia ingin menutupi perasaannya. Dilihatnya meja kosong di dekat jendela. Mendadak ia bersyukur karena gadisnya keluar barusan. Tanpa perlu mendengar diskusi kecil teman-temannya menanggapi pertanyaan itu. Dengan mulut yang tiada hentinya meminta ampun kepada Sang Maha Pengatur, si pria mencoba mengendalikan kembali dirinya. Suara-suara yang menanggapi sedari tadi hanyalah angin semata. Mereka hanya tak paham rumitnya pertanyaan tanpa pengantar tersebut. Bukan begitu kenyataannya. Karena mereka yang masih berada diruangan, tidak berusaha menilai dari sudut pandang gadisnya. “Tidak semudah itu, bagi seorang perempuan.. untuk meninggalkan seseorang yang dicintainya..” katanya lagi. Lebih pada dirinya sendiri. Lebih pada hatinya y...