Jejak Agama Allah di Azerbaijan


Baru-baru ini saya mengikuti sebuah webinar yang diisi oleh Duta Besar Republik Indonesia di Baku, Azerbaijan, yaitu Prof. Dr. H. Husnan Bey Fananie, MA. Mendengar nama negara yang satu ini, sebenarnya ada rasa asing di telinga saya. Karena memang sebelumnya, saya hanya mendengar kilas-kilasan. Itupun hanya namanya saja. Hingga pada akhirnya, dengan modal iseng semata, saya mendaftarkan diri pada webminar mengesankan ini. Dan Azerbaijan resmi menjadi salah satu negara impian yang saya harap dapat saya kunjungi dengan izin Allah.

Azerbaijan adalah tanah dengan multi agama di dalamnya. Pernah diduduki oleh bangsa Persia, Byzantium Romawi, Dinasti Ustmaniyyah (Ottaman), dan juga menjadi wilayah Uni Soviet. Inilah yang kemudian membuat Azerbaijan kini menjadi negara dengan penduduk yang menganut agama Islam, Kristen, Ortodoks, Yahudi, dan beberapa keyakinan lainnya. Namun, sedikit banyak saya akan mengulas perkembangan Islam di Azerbaijan dalam tulisan ini.

Islam pertama kali dibawa ke tanah makmur ini oleh Sahabat Sa’ad bin Abi Waqash. Meskipun begitu, jejak-jejak agama Allah telah ada jauh bertahun-tahun sebelum Sahabat Sa'ad membawanya. Azerbaijan adalah tanah dimana Nabi Nuh A.S dilahirkan dan dimakamkan. Di dalamnya terdapat tiga gunung yang menjadi saksi dibuatnya bahtera raksasa Nabi Nuh yang telah menyelamatkan orang-orang beriman dari bencana banjir besar. Walau bahtera ini mendarat pada dataran Turki kala itu,  Nabi Nuh A.S. dimakamkan di Azerbaijan.

Tanah Azerbaijan juga menjadi saksi sejarah bagaimana perjuangan tujuh pemuda beriman yang melarikan diri ke dalam goa. Lalu tertidur selama 309 tahun di dalam goa yang menjadi tempat pelarian demi membela keyakinan. Kisahnya diceritakan di dalam Al-Qur’an yang mulia; Ashabul Kahfi. Goa Ashabul Kahfi hingga kini masih berdiri tegak disana. Terletak di Nakhchivan, Azerbaijan.

Selain itu, siapa sangka tanah ini juga mengalami perkembangan sastra dan filosofi yang mengagumkan? Pada abad ke-12, cerita Layla Majnun lahir di tanah Azerbaijan, ditorehkan oleh Nizami. Kisah yang menyuguhkan kepiawaian dalam sastra, yang hingga kini masih dikagumi oleh para pembaca. Masih banyak lagi hal menarik yang bisa ditemui di Azerbaijan. Masih banyak pula fakta menakjubkan dari Azerbaijan yang belum sempat saya tuturkan disini.

Puji syukur, Allah bawa kesempatan kepada saya untuk sekali lagi mengagumi bumi-Nya. Kali ini melalui lisan Prof. Dr. H. Husnan Bey Fananie, MA. Untuk itu, ya Allah, sampaikan kami mengunjungi tanah-Mu di berbagai belahan bumi. Agar tak henti rasa syukur dan kagum ini. Aaamiin.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mazhab China dalam Teori Hubungan Internasional

Hidup Tanpa Kecemasan Akan Esok